Senin, 09 Januari 2012

Lima Tempat Wajib Dikunjungi di Makau

Makau punya beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi. Sayang, predikatnya sebagai surga perjudian membuat harga penginapan di sana terbilang mahal bagi para backpacker.

Untuk menyiasatinya, saya menginap di Hong Kong dan datang ke Makau dengan feri. Begitu tiba di terminal feri di Makau, hotel dan kasino bernuansa kuning keemasan Sands langsung menyambut. Dari situ, saya “menumpang” gratis bus Grand Lisboa Casino yang akan mengantarkan jalan besar, Avenida de Almeida Ribeiro.



Dengan menyusuri jalan ini, saya bisa langsung menemukan tempat menarik yang menjadi ciri khas Makau. Tetapi sebelum melanjutkan perjalanan, saya mampir dulu ke seberang jalan (dan masuk gang) untuk membeli egg tart di CafĂ© e Nata Margaret’s.

Lapangan Senado


Sambil menikmati egg tart, sekitar tiga ratus meter ke depan saat menyusuri Avenida de Almeida Ribeiro, lapangan Senado langsung terlihat dengan kolam dan air mancur di tengah lapangan. Kenapa Senado Square atau dalam bahasa Portugisnya, Largo do Senado ini wajib dikunjungi?


Lapangan Senado. 

Daerah ini merupakan saksi sejarah Makau sebagai pintu masuk negara Barat masuk ke Tiongkok di masa lalu. Hampir di setiap sudut lapangan ini menampilkan arsitek gedung bergaya Eropa. Yang patut dikunjungi di daerah ini adalah gereja St. Dominic dan Holy House of Mercy. Yang terakhir ini merupakan institusi pertama yang mencetuskan ide klinik bergaya barat pertama di Makau.

Di antara gedung tua ini banyak toko dan restoran yang bisa dikunjungi. Dengan gedung-gedung tua ini, lokasi ini jadi lokasi yang paling bagus untuk pemotretan. Jika mengunjungi lapangan ini di siang hari, matahari cukup terik. Jadi, siap-siaplah membawa payung atau kacamata hitam.


Lapangan Senado.

Reruntuhan Katedral St. Paul


Dari Lapangan Senado, tujuan selanjutnya yang wajib dikunjungi adalah reruntuhan Katedral St. Paul. Sepanjang jalan menuju reruntuhan ini banyak sekali kios makanan dan suvenir. Dibanding Hong Kong, berbelanja di Makau memang sedikit lebih murah. Kaum muslim harap berhati-hati mencoba cemilan di sini karena banyak sekali makanan dari daging babi.

Dari kejauhan, reruntuhan ini terlihat indah terutama dengan taman bunga yang ada di sisi kiri tanjakan menuju gereja. Dari puncak reruntuhan, pemandangan kota Makau terlihat cukup mengagumkan. Gedung kasino yang mewah dan warna warni yang membaur dengan gedung tua berwarna muram dan kadang terlihat kumuh menjadi perpaduan yang unik.


Reruntuhan katedral St. Paul. 

Gedung Kasino


Walau tidak suka berjudi, sempatkanlah masuk ke gedung kasino dan mengagumi desain interior kasino di negara bekas jajahan Portugis ini. Selain Venetian Macao, ada beberapa gedung kasino yang cukup sedap dipandang mata baik itu dari luar maupun dalam.



Contohnya Grand Lisboa dan MGM Grand yang terletak di Avenida De Dr. Sun Yat Sen. Sesuai dengan namanya, tema interior di dalam gedung pun bertema film. Beberapa bagian taman dan restorannya disulap seperti lokasi pembuatan film. Taman Panda yang bersebelahan dengan kasino menjadi tempat favorit saya untuk nongkrong. Di setiap pintu masuk kasino, kita pun langsung disambut oleh patung Kungfu Panda emas.

Patung Guan Yin


Tak jauh dari hotel dan kasino MGM Grand, terletak patung Guan Yin atau kalau di film silat sering disebut sebagai Dewi Kwan Im. Patung Kwan Im ini terbuat dari perunggu setinggi 20 meter di atas gedung yang berbentuk seperti kuncup bunga teratai. Patung yang menyerupai Bunda Maria ini didesain oleh seniman asal Portugis, Christina Rocha Leiria.



Patung ini agak menjauh dari pulau utama Makau karena memang dibangun di atas pulau kecil buatan dan ada jalan lintasan yang cukup panjang sebagai penyambungnya. Di sisi kiri patung, terlihat pusat ilmiah Makau yang menampilkan arsitek gedung yang tak kalah unik.

Menara Makau


Tempat terakhir yang wajib dikunjungi di Makau adalah Menara Makau. Lokasinya terletak agak jauh. Apalagi, kebanyakan jalanan di Makau satu arah, jadi jika ingin ke Menara Makau sebaiknya naik taksi. Jangan takut mahal karena pulau Makau tidak lebih luas dari Jakarta Selatan.



Yang ingin menguji nyali bisa mencoba lompat bungee di Menara Makau. Hanya saja, harga sekali loncat terbilang mahal. Bagi turis ransel seperti saya, harga naik ke Menara pun juga cukup mahal.

Saya akhirnya menikmati santap makan siang saja di salah satu restoran yang menghadapi jembatan persahabatan (Ponte De Sai Van), yang menyambungkan pulau Makau dengan pulau Taipa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar